Barat selalu menampilkan dirinya sebagai sebuah peradaban superior, sedangkan timur dianggap sebagai inferior. Peradaban barat selalu memposisikan dirinya ordinat, dan Timur tidak lebih sebagai sub-ordinat. Akibatnya, peradaban timur, terutama negara-negara yang pernah mengalami kolonialisasi Barat, cenderung mempunyai beban psikologi berupa post-ideologi syndrome untuk selalu curiga terhadap segala hal yang berbau Barat, teruatama hasil-hasil pemikirannya.
Dalam perspektif sejarah, muncul kecurigaan Timur atas peradaban Barat memang cukup beralasan. Kecurigaan pertama, tampilnya bangsa-bangsa di Barat sebagai negara kolonial ( penjajah ) atas negara-negara di Timur, termasuk Indonesia. Kecurigaan kedua, kolonialisasi tersebut juga memunculkan problem epistemologi dengan munculnya spiritualitas baru yang cenderung berbeda dengan basis peradaban di Timur, yaitu, berupa domininasi kesadaran kognitif oleh Barat melalui berbagai penciptaan citra Timur secara negatif.
Baiklah pembaca yang berjiwa kritisme, kita, langsung ke poin-poinnya.
Menurut Thomas suarez dalam Early mapping of southeast Asia ( 1998 ), sebagaimana dikutip sundjojo (2000: 75), sejarah panjang kolonialisme pada dasarnya dimulai dari senuah peta. Sebuah gulungan gambar penuh simbol dan arah navigasi dengan sasaran yang di targetkan. Sebut saja peta Indonesia yang diterjemahkan oleh para pembuat peta dunia dan juga mencipta serta memperbaiki peta Indonesia.
Dalam perspektif sejarah, muncul kecurigaan Timur atas peradaban Barat memang cukup beralasan. Kecurigaan pertama, tampilnya bangsa-bangsa di Barat sebagai negara kolonial ( penjajah ) atas negara-negara di Timur, termasuk Indonesia. Kecurigaan kedua, kolonialisasi tersebut juga memunculkan problem epistemologi dengan munculnya spiritualitas baru yang cenderung berbeda dengan basis peradaban di Timur, yaitu, berupa domininasi kesadaran kognitif oleh Barat melalui berbagai penciptaan citra Timur secara negatif.
Baiklah pembaca yang berjiwa kritisme, kita, langsung ke poin-poinnya.
Menurut Thomas suarez dalam Early mapping of southeast Asia ( 1998 ), sebagaimana dikutip sundjojo (2000: 75), sejarah panjang kolonialisme pada dasarnya dimulai dari senuah peta. Sebuah gulungan gambar penuh simbol dan arah navigasi dengan sasaran yang di targetkan. Sebut saja peta Indonesia yang diterjemahkan oleh para pembuat peta dunia dan juga mencipta serta memperbaiki peta Indonesia.
Komentar
Posting Komentar