NAIK GUNUNG ITU SEHAT BERMAKNA
--------------------------------------------------------------
Di negeri Equator katulistiwa ini, tumbuh slogan-slogan pecinta negeri (katanya).
Di negeri penyumbang polusi terbesar ke lima belas di Dunia, ini. Tumbuh debu-debu kepentingan politis begitu pekat menyengat. Dalil-dalil agama sebagai alat pemperdaya menuju kekuasaan.
Dan dipertontonkan oleh media-media dengan telanjang ke seluruh pelosok negeri ini.
Pembantaian manusia yang masif layaknya binatang.
Penggusuran gubuk si miskin di pinggir-pinggir Kota dan Desa, dengan dalih menuju kelayakan hidup.
Negeri yang kaya lumbung pangan, benar. Tapi rela dibabat demi memperindah infrastruktur, yang sebenarnya hanya sebagai bungkusan kepentingan rezimmu yg disebut citra.
Sempurna atraksi dan akrobatmu politikus..
Oh
Negeri ini telah tertipu oleh janji-janji
Negeri ini telah terperdaya oleh kata manis dan senyuman palsu
Menjual negeri dengan hiruk pikuk dunia palsu.
Mari sejenak kita renungkan diatas GUNUNG...
Ayo naik Gunung lagi !
#PANIHI
Tidakkah kita bosan dengan hirup pikuk kota melalui slogan-slogan palsu itu ?
Mereka rela mengemas kepentingan politis dengan Jubah religius..(?)
Kita sadari, realitanya sprti begini; Tidak apa bodoh, yang penting taat, apa iya seperti itu harusnya ?
Tidakkah kalian rindu ?
Berbicara lintas ketinggian seperti ketika Soe Hoe Gie ditanya kala itu dan tidak jauh beda dengan yg kita pikirkan; "Kenapa kamu naik Gunung ?"-----Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia yg tidak percaya pd slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dr hipokrisi dan slogan". Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai Tanah Air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yg sehat. KARENA ITULAH KAMI NAIK GUNUNG. (Soe Hok Gie "menaklukan G.slamet". Dalam kompas, 14 september 1967)
Komentar
Posting Komentar