HARI ANAK NASIONAL DAN KORELASINYA DENGAN REVOLUSI MENTAL
(Oleh: Adhar Malaka)
"Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong."
"Revolusi Mental adalah suatugerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala." Itulah adalah gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.
Revolusi di jaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 71 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.
Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Semoga relevan realisasi REVOLUSI MENTAL yang diteruskan oleh pemerintahan JOKOWI-JK dari semangat yang dicita-citakan "BUNGKARNO" utk membangun Bangsa dari merosotnya wibawa Negara, melemahnya sendi-sendi indeks pembangunan manusia; kacau balaunya sistem pendidikan yang kapitalistik, tidak kuatnya regulasi dalam implementasi di bidang KESEHATAN NASIONAL dgn beragam problem yang menimpa bangsa hari ini seperti MalPraktek/isu vaksin palsu yg cenderung merusak bahkan membunuh generasi pelanjut bangsa dan negara, Ekonomi Nasional yg melemah dll.
#SelamatkanGenerasi
#Revolusimental
(Oleh: Adhar Malaka)
"Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong."
"Revolusi Mental adalah suatugerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala." Itulah adalah gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.
Revolusi di jaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 71 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.
Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Semoga relevan realisasi REVOLUSI MENTAL yang diteruskan oleh pemerintahan JOKOWI-JK dari semangat yang dicita-citakan "BUNGKARNO" utk membangun Bangsa dari merosotnya wibawa Negara, melemahnya sendi-sendi indeks pembangunan manusia; kacau balaunya sistem pendidikan yang kapitalistik, tidak kuatnya regulasi dalam implementasi di bidang KESEHATAN NASIONAL dgn beragam problem yang menimpa bangsa hari ini seperti MalPraktek/isu vaksin palsu yg cenderung merusak bahkan membunuh generasi pelanjut bangsa dan negara, Ekonomi Nasional yg melemah dll.
#SelamatkanGenerasi
#Revolusimental
Komentar
Posting Komentar